Regresi Linier
Regresi linier adalah jenis analisis prediksi dasar dan banyak digunakan.
Ide dasar regresi adalah untuk memeriksa dua hal:
Apakah variabel prediktor (variabel independent) melakukan pekerjaan dengan baik memprediksi variabel hasil (variabel dependent)?
Apakah variabel prediktor memberi pengaruh signifikan terhadap variabel hasil dan sejauh mana memengaruhi variabel hasil?
Estimasi regresi digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel dependen dan satu atau lebih variabel independen. Bentuk paling sederhana dari persamaan regresi dengan variabel dependen dan independen ditentukan oleh rumus y = c + b * x, di mana y = estimasi evaluasi variabel dependen, c = konstan, b = koefisien regresi dan x = evaluasi pada variabel independen.
Variabel dependen dapat disebut sebagai variabel hasil, variabel kriteria atau variabel endogen.
Variabel independen dapat disebut sebagai variabel eksogen atau variabel prediktor.
Aplikasi utama analisis regresi adalah
Pertama, regresi dapat digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan efek yang dimiliki variabel independen terhadap variabel dependen. Misalnya hubungan antara dosis dan efek, biaya penjualan dan pemasaran, atau usia dan pendapatan.
Kedua, dapat digunakan untuk memprediksi efek perubahan. Artinya, analisis regresi membantu kita memahami berapa banyak variabel dependen berubah dengan perubahan dalam satu atau lebih variabel independen. Misalnya, "Berapa banyak pendapatan tambahan yang saya dapatkan untuk setiap tambahan Rp. 1.000.000 yang dihabiskan untuk pemasaran?"
Ketiga, analisis regresi memprediksi tren dan nilai-nilai masa depan. Analisis regresi dapat digunakan untuk mendapatkan estimasi titik. Contohnya: "Seberapa tinggi harga emas dalam 6 bulan?"
Kalibrasi adalah tahap penting dalam sebagian besar prosedur pengukuran kimia. Kalibrasi adalah satu set operasi untuk membangun hubungan antara output dari sistem pengukuran (mis., respons suatu instrumen) dan nilai-nilai standar kalibrasi yang diterima (mis., konsentrasi analit). Kalibrasi biasanya melibatkan persiapan seperangkat larutan standar yang mengandung analit yang diketahui konsentrasinya. Persamaan regresi dibuat dari korelasi hasil pengukuran respons instrumen untuk setiap standar. Persamaan regresi yang didapat kemudian digunakan untuk pengukuran sampel uji untuk mengetahui konsentrasi analit yang ada dalam cuplikan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Misalnya kita membuat kurva kalibrasi kadar besi menggunakan AAS. Larutan standar 1, 2, 3, 4, dan 5 ppm diukur dan absorbansi yang didapat digunakan untuk membuat kurva kalibrasi.
Analisis regresi dari kurva di atas dirangkum dalam tabel di bawah ini, nilai Koefisien korelasi $r^2$ yang didapat adalah 0,998. Intercept = -0.0010, slope = 0.1210. Sehingga diperoleh persamaan regresi: $$y = -0.0010 + 0.1210 x$$
Dengan persamaan regresi yang diperoleh kita bisa menghitung kadar besi dalam larutan uji dari hasil pengukuran absorbansinya. Misalnya untuk larutan uji mempunyai absorbansi 0,42. Maka kosentrasi besi dalam larutan uji adalah $$C = {(A - (-0.0010))\over0.1210}$$
Kuartet Anscombe terdiri dari empat set data yang memiliki statistik deskriptif sederhana yang hampir identik, namun memiliki distribusi yang sangat berbeda dan tampak sangat berbeda ketika dibuat grafik. Setiap dataset terdiri dari sebelas (x, y) poin. Mereka dibangun pada tahun 1973 oleh ahli statistik Francis Anscombe untuk menunjukkan pentingnya data grafik sebelum menganalisisnya dan efek dari pencilan dan pengamatan berpengaruh lainnya pada sifat statistik. Dia menggambarkan artikel itu dimaksudkan untuk melawan kesan di kalangan ahli statistik bahwa "perhitungan numerik tepat, tetapi grafiknya kasar."